3 Tafsiran Ahok Atas Pepatah ‘Tuntutlah Ilmu Sampai ke China’

Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan dia punya tafsiran pepatah ‘tuntutlah ilmu sampai ke negeri China’. Ahok menyatakan hal ini saat menghadiri pelantikan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) DKI Jakarta.

“Banyak sekali hadist nabi yang saya pengen tahu tafsirannya. Seperti ‘tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Saya penasaran tapi dulu guru SMP saya saat ditanya enggak tahu dan hanya bilang hadisnya kurang kuat dan masih diperdebatkan,” kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (5/12/2014).

Tak puas, suami Veronica Tan ini pun lantas mencoba-coba membuat tafsirannya sendiri. Dia mengaku penasaran kenapa yang disebut harus negeri China.

“Saya coba pikirkan, akhinya saya ketemu, ini tafsiran ala saya sendiri ya. Wajarlah dibilang sampai ke negeri China, lihat saja Tiongkok begitu maju budayanya,” kata dia.

Dari perenungannya dan hasil membaca berbagai teori filsafat asal negeri Tirai Bambu itu, Ahok menemukan tiga keunggulan yang membuat Tiongkok layak untuk ditiru.

“Pertama di sana ada ajaran Konfusius. Dia prinsipnya kalau bicara pendidikan tidak boleh ada pengkotakan. Tidak ada diskriminasi untuk pendidikan. Coba lihat kalau di kita, semua diskriminasi,” tuturnya.

Menerapkan prinsip pertama itu, Ahok pun ingin menghapuskan diskrimasi antara si kaya dan miskin dalam hal pendidikan. Dia memberikan KJP bagi pelajar yang tak mampu. Mulai tahun depan jumlahnya pun akan ditingkatkan dari hanya Rp 200 ribu per bulan menjadi Rp 800 ribu.

Prinsip kedua, yakni dewa dalam tradisional Tiongkok yakni Fu De Zheng Shen, yang dalam Hokkien dibaca Hok Tek Ceng Sin. Fu yang bersimbol kotak bermakna petak sawah. Dia menafsirkannya bahwa tiap orang harus punya lahan atau sawah agar bisa makmur.

“Orang harus ada usaha yang adil, bukan hanya untuk orang kaya. Makanya kita mau bangun areal untuk menampung para PKL,” tambah Ahok.

Tafsiran ketiga yang dipetiknya dari negeri Tiongkok itu yakni bahwa jika kepala lurus maka bawahannya juga pasti lurus. “Makanya kalau punya gubernur, bupati dan walikota yang lurus, bawahannya masih berani korupsi enggak? Pasti takut,” pungkas Ahok.

“Nah kalau ini kita terapkan Jakarta pasti makmur. Ini tafsiran saya atas menuntut ilmu sampai ke negeri China,” kata Ahok sambil tertawa.

 

Source: https://news.detik.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *